|  24 Rabiul Akhir 1447 H

Kegiatan

Buletin Pondok Pesantren Al-Muhajirin Darussalam Pengajian Rutin Ahad Pahing  Ahad Pahing, 07 September 2025

Buletin Pondok Pesantren Al-Muhajirin Darussalam Pengajian Rutin Ahad Pahing Ahad Pahing, 07 September 2025

Alhamdulillah, Pondok Pesantren Al-Muhajirin Darussalam kembali menyelenggarakan Pengajian Rutin Ahad Pahing yang menjadi agenda tetap dalam mempererat tali ukhuwah dan memperdalam ilmu agama.

Acara ini dihadiri oleh seluruh santri, wali santri, serta para alumni. Rangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan Maulid Diba’, dilanjutkan dengan pelaksanaan Sholat Dhuha. Setelah itu, memasuki pengajian inti, yaitu kajian kitab Minhajjul ‘Abidiin yang disampaikan langsung oleh Abuya K.H. Muhammad Chozin, kemudian diteruskan dengan kajian kitab Fathul Mu’iin oleh Gus Adib Muhammad. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan pembacaan Tahlil bersama.


Materi Pertama: Tahapan Kedua – Tobat (Minhajjul ‘Abidiin)

Abuya K.H. Muhammad Chozin menyampaikan pentingnya tobat sebagai tahapan kedua dalam perjalanan ibadah. Tobat adalah keharusan sebelum seseorang beribadah karena dua alasan pokok. Pertama, tobat akan mempermudah ketaatan, sebab dosa yang menumpuk dapat menghalangi datangnya kebaikan, memperberat hati dalam beribadah, dan menghilangkan kenikmatan dalam amal. Kedua, tobat menjadi syarat diterimanya ibadah, sebagaimana ibadah sunnah tidak akan bernilai di sisi Allah jika dosa-dosa belum ditobati.

Abuya menjelaskan bahwa tobat nasuha memiliki syarat yaitu meninggalkan dosa dengan sepenuh hati tanpa niat mengulanginya, benar-benar berhenti dari dosa yang dilakukan, tidak menggantinya dengan dosa lain yang sederajat, serta meninggalkan maksiat karena mengagungkan Allah dan takut pada murka-Nya, bukan karena alasan duniawi. Beliau menutup dengan mengingatkan sabda Rasulullah Saw.: “Penyesalan adalah tobat.” Oleh sebab itu, seorang hamba jangan menunda-nunda tobat, karena Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bila ia sungguh-sungguh kembali kepada-Nya.


Materi Kedua: Syarat-syarat Sholat (Fathul Mu’iin)

Kajian berikutnya dibawakan oleh Gus Adib Muhammad yang mengulas tentang syarat-syarat sholat sebagaimana dijelaskan dalam Fathul Mu’iin. Beliau menjelaskan bahwa sholat tidak sah kecuali dengan terpenuhinya syarat-syaratnya.

Seorang muslim yang hendak sholat wajib suci dari hadas kecil maupun besar, suci badan, pakaian, dan tempat dari najis, serta menutup aurat sesuai ketentuan syariat. Sholat hanya sah jika dilakukan setelah masuk waktunya dan dikerjakan dengan menghadap kiblat. Selain itu, orang yang sholat harus mengetahui kewajiban sholat, meyakini kesahannya, serta tidak ragu terhadap keabsahannya.

Gus Adib Muhammad menekankan bahwa syarat-syarat ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena sholat yang dikerjakan tanpa memenuhi syarat bagaikan bangunan tanpa fondasi, rapuh dan tidak dapat berdiri dengan sempurna.

Penutup

Pengajian Rutin Ahad Pahing kali ini memberikan dua pelajaran penting, yaitu kewajiban bertobat sebagai jalan menuju hati yang bersih dan diterimanya ibadah, serta keharusan menjaga syarat-syarat sholat agar ibadah menjadi sah dan sempurna di sisi Allah Swt. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan taufik, hidayah, dan keberkahan kepada keluarga besar Pondok Pesantren Al-Muhajirin Darussalam.

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Penulis: Al Muhajirin Darussalam

Share
  Facebook Twitter WhatsApp LinkedIn
Laporkan Kegiatan ini?